Sabtu, 03 Oktober 2015

CERITA DARI PULAU SEBRANG


Sebut saja nama daerah itu pulau sapeken, pulau sapeken merupakan pulang yang berada ditimur kebupaten madura, pulau sapeken ini adalah kecamata, mata pencaharian masyarakat disapeken rata-rata menjadi nelayan dan berdagang.

tapi disini saya tidak akan bercerita tentang pulau sapeken, saya akan bercerita tentang kehidupan seseorang yang berada disebuah pulau,tapi bukan pulau sapeken lo ya hehehehe, sebut saja nama pulau itu pulau saibus,nah begini kawan jadi itu disapeken itu terdadap berbagai pulau, salah satunya pulau sapeken,okey kita mulai ceritanya.


disebuah pulau yang indah pemandangan pantainya, yang dihasi dengan tebing-tebing, pasir yang bersih dan putih, serta pohon-pohon cemara yang hijau menghiasi pesisirnya,hiduplah sebuah keluarga yang kehidupanya pas-pasan, tapi bukan pas pengen itu pas ada lo ya, bukan seperti itu maksudnya,dimana seorang bapak yang mempunyai anak 3 ini, dia adalah seorang petani biasa,yang keika hujan baru dia bertani, itulah pekerjaan, tidak seperti masyarakat lain dimana mata pencaharian meraka adalah nelayan,


dia bisa menjalani hidupnya dengan bertani ketika musim hujan saja, tapi ketika musim kemarau iya hanya mengembala sapi,tapi alhamdulillah walaupun tidak sepeti yang lainnya bapak ini bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan memenuhi keinginan ke3 anaknya.


Bapak ini merupakan sosok seorang ayahnya yang sabar,baik, dan ibadhnya terjaga, waduh kok jadi cerita bapak nieh, tadikan mau cerita kehidupan seorang anak. hhihhihihih malu.


BERSAMBUNG

Senin, 28 September 2015

shalat istisqo (shalat memohon hujan)

depok 22-2015 khususnya dipesantren hidayatullah depok melakukan shalat istisqo bersama bertempat dilapangan masjid ummul quro' yang diimami ustad aminullah al-hafidz dan khotib ustad hafidz bahar se.mm. (suasana shalat istisqo dipesantren hidayatullah depok)



berikut ini penjelasan mengenai shalat istisqo.
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.

Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Dalil Shalat Istisqo

Allah SWT berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)

Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)

Hadits Rasulullah SAW:

َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ

Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.

عن أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ ( البخاري )

Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)

Macam-Macam Istisqo

Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:

Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.

Waktu Istisqo

Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.

Tempat Shalat Istisqo

Shalat Istisqo dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid

Adab sebelum shalat Istisqo

Memperbanyak istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
Didahului dengan berpuasa tiga hari
Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
Memperbanyak sedekah.
Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo

Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
Bertawasul dengan amal shalih
Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
Dianjurkan membawa binatang ternak.

Doa Istisqo :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ

اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً سَحّاً عامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ والبِلادِ والبهائم والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا إليك. اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ

اللهم اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا إجابتك، وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة ما قارفنا، وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.

Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat,
singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau

Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.

Doa Ketika Hujan Telah Turun

اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ

Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.

MANAJEMEN PERGAULAN



DEKATILAH EMPUNYA MINYAK WANGI


Berkenaan dengan masalah pergaulan dan bagai mana memilih teman, Rasulullah SAW Bersabda


"perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan tuksng psndi besi,berteman dengan-
penjual minyak wangi akan membantumu harum,karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya, atau sekurang-kurangnya kamu
mencium baunya. sementara berteman dengan pandai besi, akan membakar badan dan bajumu, atau kamu hanya mendapatkan bau yang
tidak sedap "
(RH.BUKHARI DAM MUSLIM)

menurut ibnu katsir, yang dimaksud orang yang shalih adalah orang yang shalih lahir batinnya.adapun para ulama sepakat bahwa keshalihan seseorang akan terpancar pada lahirnya.artinya, jika orang yang akan kita jadikn sebagia seorang teman itu terliht tidak shaloeh daei luarnya, maka tidak perlu kita coba-coba untuk menjadikannya sebagai teman, apa lagi sahabat.


secara garis besar,orang yang shalih,yang bisa dipilih sebagai teman karib harus mempunyai beberapa sifat berikut ini.


pertama,berakal,berakal maksudnya mengetahui segala urusan sesuatu sesuai dengan proporsinya. karena akal (kepandaian) merupakan modal yang utama,sehingga kita bisa me ngambil mamfaat darinya atau dari pemahaman yang diberikannya.tidak ada kebaikan bergaul dengan orang yang karena bisa saja dia hendak memberikan kebaikan kepadamu, tetapi malah memberi kemudharatan.



kedua,baik akhlaknya,ini merupakan keharusan. sebab, banyak di antara oarang berakal tetap masih dikuasi oleh hawa nafsunya lalu dia tunduk terhadao nafsunya, sehingga tidak adamamfaat bergaul dengannya, sebaik. orang yng berakhlakbbaik adalah cermin dari pribadi yang mampu ngontrol hawa nafsu.


ketiga, bukan norang fasik,sebab orang fasik tidak pernah merasa takut kepada Allah.orang yang tidak takut kepada Allah, tentu sulit bdipercaya dan sewaktu-waktu bisa membahayakan orng-orang yang ada disekitarnhya.


keempat,bukan ahli bid'ah, persahabatan dengan ahli bid'ah harus dihindari karena perbuatan bid'ah yang dilakukannya, sedangkan kita tau bid'ah itu adalah tempatnya dineraka, dholalah


kelima,selalu mengingat tentang akhirat,tipe sepertiakan mengajak orang di sekitarnya untuk menghiasi diri dengan pakaian takwa dan hiasan ingat kampung akhirat. ia tidak akan membiarkan teman karibnya bersuka ria dalaam masalahdunia semata.


keenam,selalu mengajak berbuat kebaikan,kebaikan yang dimaksud adalah apa saja yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulnya, baik itu yang sunnah maupun yang wajib.


ketuju, tidak terhadap dunia.

kedelapan,carilah teman, apa bila teman karib, dengan mencari pribadi nan shalih, dengan "shalih"sebagai kata kunci dan kriteria dalam mencari teman sebanyak-banyaknya.


so berhati-hatilah dalam mencari seorang teman jangan sampai kita terjerat dalam lembah kesesatan dan kehinaan hanya karena salah dalam bergaul.